KOMSOS WEETABULA — Ribuan umat Katolik memadati halaman Paroki Maria Bunda Selalu Menolong (MBSM) Kambajawa, Waingapu, Sumba Timur, untuk menghadiri Perayaan Ekaristi Kudus pemberkatan dan Dedikasi Gedung Gereja dan Altar baru. Perayaan bersejarah ini dipimpin langsung oleh Nunsius Apostolik untuk Indonesia, Yang Mulia Mgr. Piero Pioppo.
Di bawah langit Waingapu, suasana penuh syukur dan haru terasa kental. Sejak pagi hari, ribuan umat dari Kambajawa dan paroki-paroki sekitar telah berkumpul, menanti momen peresmian gedung gereja yang telah lama dinantikan.
Tepat pukul 09:00 WITA, perayaan dimulai. Barisan para imam, biarawan, dan biarawati mulai bergerak dalam perarakan khidmat menuju pintu utama gereja. Acara diawali dengan pelaporan singkat dari panitia pembangunan, dilanjutkan dengan upacara simbolis pengguntingan pita dan penandatanganan pada batu nama paroki oleh Nunsius Apostolik. Setelah itu, rombongan memasuki gedung gereja baru untuk memulai Ekaristi Kudus.
Perayaan Ekaristi dan Dedikasi Gereja berlangsung khidmat dan penuh iman. Meskipun puluhan umat berdesak-desakan, baik di dalam maupun di luar gereja, semangat partisipasi tidak luntur. Momen istimewa ini turut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk para tokoh lintas agama, pemerintah pusat dan daerah, serta seluruh Umat Allah. Kehadiran para tokoh dari berbagai latar belakang ini menjadi simbol nyata dari kerukunan dan toleransi yang hidup di Sumba Timur.
Dalam kotbahnya, Mgr. Piero Pioppo menyampaikan pesan mendalam tentang makna peresmian sebuah gedung Gereja.
“Hari ini kita berkumpul disini bersatu sebagai keluarga Allah untuk melaksakan Konsekrasi Gereja Paroki yang baru, indah dan besar ini yang didedikasikan kepada Bunda Maria yang selalu menolong,” ujarnya.
Nunsius menekankan bahwa Gereja yang indah ini yang dibangun selaras dengan budaya yang selalu mengingatkan bahwa melalui baptisan kita semua adalah bangunan Allah.
“Artinya Allah telah menciptakan dan mengumpulkan kita sebagai satu bangsa yang kudus, dan kita dengan menimba kekuatan dari Gereja ini harus menjaga diri kita suci, murni, selalu terarah kepada Allah dan selalu terarah kepada sesama kita. 100 persen katolik, 100 persen Indonesia,” tegasnya.
Mgr. Piero Pioppo juga mengajak seluruh umat Allah untuk mencintai Gereja baru ini, menjaganya agar tetap indah dan terbuka sehingga setiap orang yang datang di Gereja ini, dapat selalu mengasihi Allah, memberikan penyembahan yang sempurnah dan karenanya senantiasa diberkati oleh Allah.
Setelah Perayaan Ekaristi Kudus Pemberkatan dan Dedikasi Gedung Gereja serta Altar Paroki Maria Bunda Selalu Menolong Kambajawa berakhir dengan penutup dan berkat meriah dari Nunsius Apostolik, suasana khidmat perlahan berubah menjadi sukacita dan kebersamaan.
Umat yang berdesak-desakan di dalam dan luar gereja mulai bertepuk tangan riuh, meluapkan rasa syukur atas suksesnya acara bersejarah tersebut. Rasa haru dan bangga tampak jelas di wajah ribuan umat Katolik Kambajawa.
Acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama di depan altar yang baru didedikasikan. Suasana menjadi hangat dan penuh persahabatan ketika Nunsius Apostolik, Mgr. Piero Pioppo, didampingi oleh Mgr. Edmund Woga dan para imam konselebran, berkumpul bersama para tokoh-tokoh agama lainnya serta para pemimpin pemerintah dari pusat maupun daerah.
Seusai perayaan Ekaristi Kudus dilanjutkan dengan acara resepsi bersama dipanggung utama luar Gereja yang telah disediakan.
Rm. Jack Lodo Mema selaku Pastor Paroki Kambajawa dalam kesempatan sambutannya menyatakan bahwa perjalanan pembangunan gedung Gereja Paroki Maria Bunda Maria Selalu Menolong Kambajawa ini memakan waktu usia sepuluh tahun dengan berbagai macam dinamikanya.
“Banyak hati yang berempati dan bersimpati, berpartisipasi aktif dalam seluruh proses pembangunan Gereja ini. Tentunya setiap batu, tiang, setiap pintu dan jendela dan setiap ukiran Gereja ini, menyimpan kisah cinta dan pengorbanan dari berbagai pihak. Karena itu sukacita hari ini bukan hanya milik umat Paroki Kambajawa, melainkan milik semua orang yang berkehandak baik,” ujarnya.
RD. Jack juga mengajak semua hadirin yang hadir untuk memahami momentum bersejarah ini bukan hanya sebagai peresmian sebuah bangunan melainkan sebagai awal yang baru dari sebuah perjalanan iman.
“Setelah batu dan semen tersentu, kini tugas kita adalah menyusun hidup bersama dalam kasih persaudaraan. Setelah altar didedikasikan kini altar hati kitapun harus senantiasa murni dan tulus untuk Tuhan dan sesama,” tutupnya.
Sementara itu, Bupati Sumba Timur, Umbu Lili, menyampaikan proficiat dan selamat berbahagia serta apresiasi kepada seluruh umat Allah bersama panitia atas kerja keras dan perjuangan yang dilandasi iman serta percaya kepada Tuhan sang sumber kebaikan sehingga dapat merampungkan dan menyelesaikan pembangunan gedung Gereja yang megah dan sangat representataif ini.
“Gedung Gereja yang mega ini bukan hanya sekedar bangunan melainkan simbol kebersamaan dan persatuan umat beragama yang ada di Kabupaten Sumba Timur ini,” terangnya.
Setelah melewati seluruh rangkaian acara syukur perayaan Ekaristi pemberkatan dan dedikasi gedung Gereja yang baru, tibalah pada penghujung acara yakni sesi penyeahan cendra mata kepada para donatur, perwakilan para pemerintah, kepada Bapak Nunsius dan kepada Bapak Uskup dan ditutup dengan doa santap siang bersama.
Perayaan ini menjadi salah satu penugasan terakhir dari Mgr. Piero Pioppo di Indonesia, mengingat beliau baru saja ditunjuk oleh Takhta Suci untuk mengemban tugas baru sebagai Nunsius Apostolik untuk Spanyol dan Andorra. Kehadirannya di Sumba Timur menjadi warisan pesan perdamaian dan toleransi yang mendalam bagi umat Katolik dan seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT)***