Ziarah Salib Dekenat Weetebula 2025: Peziarah Harapan, Seruan untuk Membawa Kabar Baik

KOMSOS WEETABULA – Sekitar 2000 umat Katolik dari sembilan paroki di Dekenat Weetebula mengikuti kegiatan Ziarah Salib tahunan.

Upacara sakral ini berlangsung penuh semangat dan makna rohani, pada Jumat, 4 Maret 2025.

Mengusung tema “Peziarah Harapan”, kegiatan ini menjadi ajang mempererat iman dan persaudaraan umat dalam perjalanan spiritual mereka.

Ziarah dimulai dari SD Bali Loura dan berakhir di Stasi Pakamandara, dengan waktu tempuh lebih dari tiga jam.

Meski menempuh perjalanan cukup panjang, para peserta tetap antusias mengikuti setiap tahapan ziarah, menyatukan doa, harapan, dan semangat kebersamaan.

Peningkatan kualitas pelaksanaan tahun ini juga didukung oleh kerja keras panitia dan kelengkapan teknis seperti sound system dari Komsos yang lebih baik.

Hal ini memungkinkan pesan-pesan rohani dapat terdengar jelas dan menyentuh hati para peziarah sepanjang perjalanan.

Puncak kegiatan ditandai dengan perayaan Misa Kudus di Stasi Pakamandara yang dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Weetebula, Mgr. Edmund Woga, CSsR.

Dalam kotbahnya, Bapa Uskup mengajak seluruh umat untuk meneladani Nabi Yesaya yang diurapi Tuhan untuk membawa kabar baik kepada orang-orang yang menderita.

“Kita diajak untuk membagikan kabar baik ini kepada siapa saja yang kita temui dalam kehidupan kita,” tutur Mgr. Edmun.

Beliau juga menekankan pesan Bapa Suci Paus Fransiskus tentang pentingnya berjalan bersama dalam ziarah hidup.

Menurutnya, dalam setiap perjalanan hidup, umat tidak hanya diajak untuk menatap masa depan, tetapi juga menyadari kehadiran sesama yang berjalan bersama di kiri dan kanan mereka.

“Dalam ziarah, kita tidak hanya melihat ke depan, tetapi kita juga harus bisa melihat ke kiri dan ke kanan untuk melihat siapa yang berjalan bersama kita. Kita harus bisa membawa kabar baik, kabar gembira bagi orang-orang yang turut bersama dalam perjalanan kita,” pesannya.

Ziarah Salib Dekenat Weetebula 2025 bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan menjadi momen reflektif yang memperkuat iman dan menghidupkan kembali semangat pelayanan di tengah masyarakat.

Dengan tema “Peziarah Harapan”, umat diajak untuk menjadi pembawa damai dan kasih dalam kehidupan sehari-hari.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *