KOMSOS WEETABULA – Distrik SVD Sumba merayakan pembukaan Yubileum 150 Tahun Serikat Sabda Allah (SVD) dengan perayaan Ekaristi yang meriah.
Pada Sabtu, 7 September 2024, Rombongan yang terdiri dari para imam, termasuk Pater Wakil Provinsial SVD Ruteng, Pastor Paroki, Pastor Vikaris, serta umat dari Paroki St. Arnoldus Janssen Tambolaka dan Paroki Sta. Maria Magdalena Ngonggi tiba di Paroki Sang Sabda Lewa, Keuskupan Weetabula.
Penyambutan adat Sumba di gerbang gereja, menciptakan suasana akrab di tengah kesejukan udara sore Lewa.
Perayaan Yubileum ini menandai syukur atas 150 tahun kehadiran misionaris SVD di dunia dan khususnya di Tanah Marapu, Sumba.
Ekaristi pembukaan dilangsungkan pada Minggu, 8 September 2024, bertepatan dengan Pesta Kelahiran Bunda Maria. Perayaan dipimpin oleh Pater Gusti Naba, SVD, bersama imam-imam konselebran lainnya.
Tema perayaan ini adalah “Hendaklah Terangmu Bercahaya di Depan Orang: Menjadi Misionaris yang Kreatif di Tengah Dunia yang Terluka”.
Nuansa perayaan semakin meriah dengan koor dari Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Sang Sabda Lewa dan tarian khas Lewa yang dibawakan oleh anak-anak TARUK.
Dalam sambutannya, Pater Wakil Provinsial SVD Ruteng menegaskan bahwa syukur adalah ungkapan iman mendalam atas penyertaan Tuhan.
Beliau juga menyampaikan rencana untuk mengisi Yubileum ini dengan berbagai kegiatan kreatif yang menguatkan spiritualitas SVD.
Sementara itu, Pater Gusti, dalam homilinya mengajak umat untuk menjadi terang di tengah kegelapan dunia. Ia menekankan pentingnya meneladani Maria, Bunda Sang Sabda, sebagai figur terang yang menuntun manusia menuju kehidupan.
Misionaris SVD, lanjutnya, dipanggil untuk menjadi cahaya yang menerangi dunia yang terluka melalui kesaksian hidup mereka.
Pater Gusti juga menegaskan empat jenis cahaya yang harus diwujudkan di Distrik Sumba.
Pertama, Cahaya Iman, yang berakar dari keluarga sebagai tempat tumbuhnya iman.
“Iman sebagai dasar yang menuntun kita kepada Sang Terang Sejati. Iman adalah penyerahan diri secara total kepada Tuhan. Pertumbuhan Iman berawal dari dalamb kehidupan keluarga. Jadikanlah keluarga sebagai gereja kecil tempat bertumbuh dan berseminya iman,” tuturnya.
Kedua, Cahaya Persaudaraan, yang memupuk perdamaian di tengah keragaman.
“Cahaya persaudaraan menuntun kita untuk menjadi cahaya perdamaian di tengah situasi kita yang ditandai olehb berbagai keragaman,” ujarnya.
Ketiga, Cahaya Belah Rasa, yang menunjukkan cinta kepada semua, terutama yang kecil dan tertindas.
“Belah rasa adalah ungkapan cinta kita kepada semua orang. Ungkapan belah rasa harus mencakup semua orang yang kita layani, terutamab mereka yang kecil dan tertindas,” jelasnya.
Keempat, Cahaya bagi Bumi yang Luka, mengajak semua untuk menjaga dan melestarikan alam.
“Saat ini ibu bumi menjerit kesakitan karena ulah dan kesombongan manusia. Kita dipanggil untuk menjaga dan melestarikan ibu bumi yang mengandung dan melahirkan kita,” terangnya.
Perayaan Yubileum ini menjadi momentum penting bagi Distrik SVD Sumba, tidak hanya untuk merayakan masa lalu, tetapi juga untuk merenungkan misi mereka sebagai pembawa terang di tengah dunia yang terus membutuhkan kasih dan perhatian.***
Oleh: Yohanes Mau dan Silvester Leo.