KOMSOS WEETEBULA – Komisi Keluarga Keuskupan Weetebula menggelar kegiatan semiloka penguatan kapasitas kerasulan keluarga paroki.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Unio Weetebula, Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Tanggal 25-27 April 2024.
Acara ini diawali dengan misa pembukaan yang dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Weetebula, P. Agus Malo Bulu, CSsR.
Dalam sambutannya, Pater Vikjen mengajak para peserta untuk berani berpikir dan melakukan sesuatu untuk sesama yang menderita.
“Kita diajak untuk pergi dan tidak tinggal di tempat, tidak tinggal diam, tidak cuek saja. Sebagai orang Katolik, kita harus berpikir apa yang bisa kita lakukan untuk menolong sesama yang sedang dalam masalah,” tuturnya.
Salah satu poin penting yang juga ditegaskan oleh Pater Vikjen dalam kotbahnya adalah sikap saling merendahkan diri atau sikap rendah hati.
Ia menekankan, betapa pentingnya sikap ini dalam menjalankan tugas kerasulan ditengah dunia ini.
Romo Petrus Mali, Pr Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Weetebula, dalam sambutannya mengingatkan para peserta bahwa tantangan yang dihadapi oleh keluarga dewasa ini sangat besar, dan banyak persoalan yang dihadapi oleh keluarga-keluarga Katolik.
“Semoga dengan pertemuan bersama selama 3 hari ini, para peserta sungguh-sungguh disadarkan dan terbantu dalam karya kerasulan di paroki dan stasi masing-masing,” harapnya.
Selama acara, Rm. Bernardus Belawa wara, Pr salah satu narasumber, berusaha membantu peserta untuk menemukan dan menyadari situasi keluarga Katolik Sumba saat ini.
Ia juga membahas peran pastoral keluarga serta langkah-langkah yang harus ditempuh untuk membantu keluarga Katolik.
Semiloka penguatan kapasitas kerasulan keluarga paroki ini diisi dengan berbagai kegiatan ceramah, diskusi, dan kegiatan interaktif.
Para peserta aktif terlibat dalam berbagai sesi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang peran dan tanggung jawab sebagai rasul-rasul gereja.
Diharapkan bahwa melalui kegiatan ini, para peserta dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan baru yang akan membantu mereka dalam membina keluarga Katolik yang kuat dan harmonis.
Semoga semiloka ini menjadi langkah awal yang baik untuk mendorong keluarga-keluarga Katolik dalam menjalankan tugas kerasulan mereka di paroki dan stasi masing-masing.***