KOMSOS WEETEBULA – Uskup Keuskupan Weetebula memimpin upacara Pentahbisan Diakon Kongregasi Redemptoris.
Acara ini berlangsung tepatnya di Gereja Katedral Roh Kudus Weetebula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu, 17 April 2024.
Pentahbisan diakon merupakan salah satu momen sakral dalam kehidupan seorang yang terpanggil. Momen sakral ini menjadi sebuah transformasi yang mengantar seseorang masuk ke dalam jajaran Klerus Gereja Katolik.
“Semua hal yang berhubungan dengan dasar-dasar kehidupan gereja sudah bisa kita lihat pada awal kehidupan Gereja. Termasuk lembaga diakonat yang juga muncul pada awal kehidupan Gereja berdasarkan kebutuhan,” ungkap Mgr. Edmund Woga, CSsR., dalam kotbahnya.
Beliau menyampaikan, bahwa dirinya memiliki kekaguman terhadap ke-12 Rasul Yesus yang kelihatannya tidak terpelajar namun memiliki tindakan-tindakan cemerlang.
“Saya sebetulnya agak kagum dengan ke-12 rasul. Mereka terlihat seperti tidak terpelejar. Tetapi mereka mempunyai tindakan-tindakan cemerlang yang kalau dilihat pada masa sekarang itu sungguh dibutuhkan oleh Gereja,” katanya.
“Dan sangat penting untuk kehidupan Gereja,” lanjut Uskup Weetebula menambahkan.
Mgr. Edmund Woga, CSsR menjelaskan, bahwa kesanggupan Para Rasul Yesus dalam memulai suatu lembaga yang berdiri kokoh hingga saat ini tidak terlepas dari keterlibatan Roh Kudus.
“Mereka begitu sanggup untuk memulai satu lembaga eklesial yang baru, sementara didalam kehidupan mereka itu sudah ada lembaga keagamaan yang begitu kuat begitu kokoh dan juga memperlihatkan itu dihadapan penjajah romawi. Tentu saja hal tersebut terjadi karena karya Roh Kudus,” jelasnya.
Menurutnya, karya Roh Kuduslah yang membuat para rasul mampu membuat Gereja bertahan hingga saat ini.
“Karya Roh Kudus yang membuat mereka mampu merencanakan kegiatan-kegiatan Gereja, macam-macam pilar dalam Gereja, yang membuat Gereja bertahan sampai pada saat ini,” tuturnya.
Diakon sendiri memiliki peran penting untuk membantu dalam liturgi, khotbah, pelayanan sosial, dan pengajaran iman. Mereka juga melayani sebagai perantara antara umat dan Gereja.
“Para rasul sejak awal mau menunjukkan kepada masyarakat, pada dunia, bahwa yang terjadi didalam Gereja adalah pelayanan,” terang Mgr. Edmund Woga, CSsR.
Pentahbisan diakon juga bukan hanya sebuah acara formal, tetapi juga momen penting dalam “Pembentukan Spiritual dan Pelayanan Gerejawi“.
“Pimpinan-pimpinan dalam Gereja adalah pimpinan yang dipilih untuk melayani Tuhan ketika melayani umat Allah. Dan ternyata hal ini sudah terjadi sejak perjanjian lama. Tafsiran-tafsiran para rasul ini bisa mempunyai pikiran cemerlang untuk memulai sesuatu yang sangat dibutuhkan didalam Gereja,” imbuhnya.
Para diakon yang baru diangkat akan menjadi tulang punggung dalam melayani komunitas dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
“Kita yakin betul didalam kekurangan dan kelebihan kita pasti Roh Kudus akan berkarya karena Tuhan itu maha baik. Kita percaya betul bahwa Roh Kudus berkaya betul didalam diri kita, kalau kita setia dan jujur menjalankan tugas pelayanan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita, yang merupakan pokok perutusan kita,” pesan Uskup Weetebula.
Pentahbisan diakon dalam Kongregasi Redemptoris yang dipimpin oleh Mgr. Edmund Woga, CSsR, adalah sebuah peristiwa penting yang memperkuat pelayanan gerejawi dalam masyarakat.
“Melayani umat tetapi kita juga melayani satu terhadap yang lain dengan macam-macam cara,” pungkasnya.
Berikut nama-nama Frater Kongregasi Redemptoris yang menerima tahbisan diakon:
1. Fr. Yohanes Paulus Tukan, CSsR. Asal Paroki St. Ignasius Layola, Waibalun – Larantuka.
2. Fr. Don Lorenso Jaga Kelen, CSsR. Asal Paroki St. Yosep Riangkamie – Larantuka.
3. Fr. Bernardus Ignasius Dalo Liman, CSsR. Asal Paroki St. Petrus dan Paulus Lamalera – Larantuka.
Semoga para diakon yang baru ditahbiskan dapat melayani dengan setia dan penuh kasih dalam jejak Kristus yang telah memberikan teladan pelayanan yang sempurna.***