KOMSOSWEETEBULA.COM – Persoalan kemanusiaan mengenai stunting merupakan isu nasional yang perlu ditanggapi secara serius oleh seluruh lapisan masyarakat demi menjaga kualitas masa depan manusia Indonesia. Situasi semacam ini harus menjadi tanggung jawab bersama sebagai bentuk kepeduliaan sosial terhadap sesama.
Seperi yang dilakukan Caritas Indonesia (Yayasan KARINA) dalam kerja sama dengan Komisi Caritas-PSE Keuskupan Weetebula telah resmi meluncurkan Program Kesehatan Dan Nutrisi pada 20 September 2023. Tujuan utama yang hendak dicapai bersama yakni upaya penanganan dan pencegahan stunting. Program kesehatan ini melibatkan 7 Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kodi Utara-Kabupaten Sumba Barat Daya. Sedangkan penerima manfaat dari program ini sangat diprioritaskan bagi anak atau balita yang terdampak stunting. Lokasi kegiatan ini berpusat di Kuasi Paroki St. Yakobus Mangganipi-Keuskupan Weetebula.
Salah satu jenis kegiatan yang telah dilakukan adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak yang terdampak stunting. Kegiatan PMT ini berjalan rutin selama tiga hari dalam sepekan yaitu pada hari Senin, Kamis dan Jumat. Jalannya kegiatan PMT ini dimulai pada pukul 08.00 WITA, yakni anak-anak bersama orang tua dijemput dengan kendaraan yang telah disiapkan oleh program. Para staf dan relawan bertugas untuk membantu menyiapkan makanan dan mengawasi proses pemberian makan kepada anak.
Melalui kegiatan ini, orang tua juga dibekali dengan pemahaman mengenai Pola Hidup Bersih (PHBS), edukasi kepada ibu hamil dan Gerakan Ayah Sebagai Konselor (GASELOR). “Dengan adanya program kesehatan ini, anak-anak bisa bertumbuh dengan baik dan orang tua dapat menerapkan pola asuh yang benar serta memperhatikan hidup sehat anak dan keluarga,” ungkap Rosalia Nyonya selaku staf dan admin program.
Pada tanggal 18 Januari 2024, dilaksanakan kegiatan PMT yang ke-45 dengan jumlah kehadiran 149 anak. Dalam kesempatan hari ini juga dilakukan identifikasi dengan cara menimbang dan mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dari Puskesmas Billa Cenge. Menurut Suster Yudith, ADM sebagai koordinator lapangan spesifik (kesehatan) menegasakan bahwa, “Dalam pelayanan PMT hari ini juga diisi dengan berbagai kegiatan produktif lainnya seperti penyuluhan nutrisi bagi ibu hamil dan pemberian obat cacing bagi anak. Adapun kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan membantu daya tumbuh kembang anak.” Selain itu juga kegiatan ini merupakan PMT percontohan yang bertujuan memberi edukasi kepada orang tua agar mampu mengola makanan berbasis pangan lokal untuk menjadi makanan bergizi bagi anak.
Antusiasme dan tanggapan positif dari para orang tua menunjukan suatu indikasi bahwa mereka turut berpartisipasi sebagai penerima manfaat demi menunjang kesehatan anak-anak. Hal ini ditunjukkan dengan kesetiaan mereka dalam mengantar dan mendampingi anak selama kegiatan PMT berlangsung. Besar harapan bahwa dengan program kesehatan ini dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan ibu dan anak demi menekan peningkatan angka stunting di wilayah ini. (eREm)