1 Sam. 17 : 32-33. 37.4 0-51
Mrk. 3 : 1-6
Bagi orang Yahudi, ada banyak aturan yang mengikat dalam kehidupan mereka, berdasarkan pada Hukum Taurat. Salah satu tujuan dari aturan tersebut adalah untuk mewujudkan kebaikan bersama. Namun, dalam perikop ini, kita melihat bagaimana orang-orang Farisi menggunakan Hukum Taurat untuk menjebak Yesus. Pada hari Sabat, Yesus masuk ke rumah ibadat dan di sana ada seorang yang lumpuh sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, berharap Ia akan menyembuhkan orang tersebut pada hari Sabat, agar mereka dapat menyalahkan-Nya. Mereka ingin menunjukkan bahwa Yesus melanggar aturan keagamaan. Yesus dengan bijaksana menanggapi situasi tersebut. Ia tidak langsung menyembuhkan orang tersebut dengan cara yang dikategorikan sebagai kerja, tetapi hanya meminta orang itu berdiri di tengah.
Dengan tindakan ini, Yesus ingin menunjukkan bahwa belas kasihan dan kebaikan tidak boleh terhalang oleh aturan keagamaan. Iman kita tidak boleh hanya menjadi dogma yang tidak memberikan kontribusi yang baik dan bermanfaat dalam kehidupan pribadi maupun bersama. Iman seharusnya berbuah dalam tindakan nyata yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitar kita.
Santo Antonius Abbas  yang kita peringati hari ini, secara nyata menunjukkan kepada kita bagaimana iman itu harus berbuah. Ia hidup sebagai pertapa di padang gurun, menjauh dari kemewahan dunia, dan mengabdikan hidupnya untuk berdoa dan bertapa. Namun, dalam hidupnya, Santo Antonius juga menunjukkan belas kasih dan kebaikan kepada sesama. Ia membantu orang-orang miskin dan memberikan nasihat rohani kepada mereka yang mencari petunjuk.
Santo Antonius Abbas juga mengajarkan kita tentang pentingnya ketekunan dalam iman. Ia menghadapi berbagai godaan untuk kembali ke dunia dan hidup dalam kemewahan, tetapi ia berhasil mengatasi godaan tersebut dan hidup dengan cara yang saleh. Kesetiaannya dalam mengikuti panggilan hidupnya sebagai pertapa menjadi teladan bagi kita untuk tetap teguh dalam iman, meskipun dihadapkan pada tantangan dan godaan. Mari kita terus berjuang untuk berbuah di tengah duni ini. Amin.
Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank’s God It’s Today.