Renungan Harian : Jumat, 19 Januari 2024 Dipanggil dan Diutus Menjadi Duta Kasih

1 Sam. 24 : 3-21

Mrk. 3 :13-19

Sebagai pengikut Kristus, kita semua dipanggil untuk mengikuti jejak Yesus dan menjalankan misi-Nya di dunia ini. Panggilan ini bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sebuah proses yang berkelanjutan, mengajak kita untuk terus berkembang dan bertumbuh dalam iman dan kasih. Panggilan sebagai pengikut Kristus adalah panggilan untuk menjadi garam dan terang dunia. Seperti garam yang memberi rasa pada makanan, kita dipanggil untuk memberi rasa pada dunia dengan cinta kasih dan belas kasihan kita. Seperti terang yang menerangi kegelapan, kita dipanggil untuk membawa cahaya Kristus ke dalam kegelapan dunia, melalui tindakan dan kata-kata kita.

Penginjil Markus dalam bacaan hari ini, mengisahkan tentang Yesus yang memanggil kedua belas rasul-Nya. Yesus naik ke atas bukit dan memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai-Nya dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil. Mereka juga diberi kuasa untuk mengusir setan.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa sebagai pengkut Kristus, kita semua dipanggil dan diutus. Seperti rasul-rasul, kita dipanggil untuk dekat dengan Yesus, belajar dari-Nya, dan kemudian diutus untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di dunia. Kita juga diberi kuasa melalui Sakramen untuk menjadi pembawa kerajaan Allah di dunia ini.

Dalam 1 Samuel 24:3-21, kita melihat kisah tentang Daud dan Saul. Saul sedang mengejar Daud untuk membunuhnya, dan Daud bersembunyi di dalam gua. Ketika Saul masuk ke gua itu untuk buang air, Daud memiliki kesempatan untuk membunuhnya, tetapi ia memilih untuk tidak melukai Saul. Daud memotong ujung jubah Saul sebagai bukti bahwa ia bisa membunuhnya, tetapi ia tetap menghormati Saul sebagai raja yang diurapi oleh Tuhan. Setelah itu, Daud menghadap Saul dan menyatakan bahwa ia tidak bersalah dan tidak bermaksud melawan Saul.

Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menghormati dan mengasihi sesama, bahkan ketika kita berada dalam situasi sulit. Daud menghormati otoritas dan posisi Saul sebagai raja, meskipun Saul telah mencoba membunuhnya. Daud memilih untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi mengandalkan Tuhan untuk membalasnya. Ini adalah contoh yang kuat tentang bagaimana kita harus menjadi rasul Yesus di zaman ini,  bertindak dengan bijak dan penuh kasih dalam menghadapi konflik. Mari kita terus mewujudkan panggilan yang Tuhan berikan kepada kita dengan mengutamakan kasih dan kesetiaan. Amin.

Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang yang beriman. Thank’s God It’s Today.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kirim Pesan
Komsos Weetabula
Saya Romo Tibur, Ketua. Apa yang bisa saya bantu?